Seseorang bertanya : Kenapa Islam menganggap wanita seperti narapidana (tidak bebas keluar),harus ditutup tubuh dan kepalanya (padahal panas), juga tidak boleh laki-laki menyentuhnya, bukankah itu seperti zaman jahiliyah?
Dijawab : Karena Islam menganggap wanita ibarat ratu. Tidak sembarang orang bisa bertemu, melihat dan menyentuh seorang ratu. Seorang ratu juga tidak seperti kuli yang harus kerja berat, tidak seperti artis atau wanita malam yang mengobral kecantikan dan tubuhnya. Seorang ratu cukup diam dalam singgasana kerajaannya, melayani dan mendampingi rajanya.
Orang-orang kafir hanya menghormati wanita jika wanita tersebut adalah seorang ratu bangsawan yang terhormat. Bagi yang pernah melihat film-film kerajaan pasti tahu bagaimana rakyat menghormati ratunya. Jika seorang ratu keluar dari kerajaannya, maka dia ditutupi oleh hijab/tabir, baik tatkala berjalan maupun naik kendaraan, dan rakyatnya malu dan takut untuk menatap wajah ratunya. Jika menatap saja tidak
“Sesungguhnya di belakang kalian ada hari-hari dimana orang yang sabar ketika itu seperti memegang bara api. Mereka yang mengamalkan sunnah pada hari itu akan mendapatkan pahala lima puluh kali dari kalian yang mengamalkan amalan tersebut. Para Shahabat bertanya: ‘Mendapatkan pahala lima puluh kali dari kita atau mereka?’ Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam menjawab: ‘Bahkan lima puluh kali pahala dari kalian’ “. (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim)